Sunday, November 12, 2017

Makalah Pentingnya Pembelajaran Moral dan Agama dalam Dunia Pendidikan Untuk Mengatasi Permasalahan Moral Di Indonesia

 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern seperti sekarang ini, kerusakan moral sudah sampai pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Dan itu terjadi pada berbagai usia, baik itu anak-anak, remaja hingga orang dewasa telah terkena penyakit ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan canggih, teknologi yang semakin canggih inilah memberikan banyak dampak negatif dan postif bagi kehidupan bangsa kita. Dampak positifnya kita bisa menggunakan teknologi canggih itu untuk mendapatkan informasi-informasi dan pengetahuan lebih luas baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi tidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkan sehingga moral bangsa kita yang dikenal baik, luntur secara perlahan-lahan. Berbagai kasus moral telah menghiasai media massa, baik cetak atau elektronik  seperti kasus yang sejak dulu tidak pernah berhenti diperbincangkan dan emakin membudaya di negeri ini yaitu KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), kemudian kasus yang lain pelanggaran HAM, pelecehan seksual, pornografi, dan penyalahgunaan narkoba. Di era modern seperti kasus-kasus seperti yang telah disebutkan menjadi permasalahan yang terkesan biasa di masyarakat kita sekarang bahkan terkesan tidak tabu dan tidak megejutkan lagi.
Permasalahan moral di Indonesia  semakin hari semakin bertambah baik baik dari segi kualitas atau dari segi lainnya.Berbagai upaya yang telah dilakukan terus-menerus oleh pemerintah untuk memberantas atau mengurangi kasus-kasus moral yang terjadi di negara kita ini. Terus dibuatnya undang-undang yang mengatur masalah kehidupan manusia namun belum mendapatkan hasil yang mememuaskan. Adanya lembaga-lembaga negara yang menangani atau mengatur kasus-kasus tersebut ternyata belum bisa menjadi senjata yang mampu membinasakan kasus-kasus moral di negeri kita ini. Upaya lain yang bisa ditempuh diantaranya melakukan gerakan besar-besaran yang melibatkan banyak elemen masyarakat, banyak yang tergabung dalam partai-partai politik, organisasi massa, lembaga-lambaga masyarakat, atau perkumpulan-perkumpulan lainnya.
Untuk memberantas berbagai kasus moral yang tumbuh dan berkembang pesat dan menjadi ancaman yang menakutkan bagi negara kita ini dapat dilakukan dan digerakkan oleh kepemimpinan yang bersih dan berwibawa. Semangat dan jiwa yang bersih dapat menjadi pemicu dalm melakukan gerakan pemberantasan berbagai kasus-kasus moral tersebut. Alternatif lain yang dapat ditempuh yaitu melalui pendidikan baik secara formal, informal, atau nonformal. Misalnya dengan menerapkan pembelajaran moral dalam dunia pendidikan.  Dengan upaya inilah barangkali berbagai kasus moral yang terjadi di negara kita ini dapat diminimalisis meski membutuhkan  waktu yang panjang.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas bahwa alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi berbagai kasus moral sekarang ini, maka pembelajaran moral dan agama dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting untuk menata kepribadian diri seseorang melalui nilai-nilai moral yang diajarkan dalam pembelajaran moral di dunia pendidikan agar tidak melakukan hal yang dapat merusak moral dari diri seseorang sehingga menjadi pribadi yang baik. Dengan demikian, makalah dengan judul Pentingnya Pembelajaran Moral dan Agama dalam Dunia Pendidikan Untuk Mengatasi Permasalahan Moral Di Indonesia perlu ditilis dan dibahas lebih lanjut.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan rumusan masalah dalam makalah.
(1)   Apa penyebab rusaknya moral bangsa?
(2)   Bagaimana cara mengatasi permasalahan moral saat ini?
(3)   Mengapa pendidikan moral dianggap perlu untuk mengatasi permasalahan moral di Indonesia
1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan tujuan penulisan dalam makalah.
(1)   Memaparkan penyebab rusaknya moral bangsa.
(2)   Memaparkan cara mengatasi permasalahan moral saat ini.
(3)   Memaparkan pentingnya pendidikan moral untuk mengatasi permasalahan moral di Indonesia.






BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada BAB I, pembahasan masalah akan menyajikan tentang (1) penyebab rusaknya moral bangsa (2) cara mengatasi permasalahan moral saat ini (3) pentingnya pendidikan moral untuk mengatasi permasalahan moral di Indonesia.
2.1 Penyebab rusaknya moral bangsa
            Rusaknya moral bangsa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan canggih, memudarnya kualitas keimanan pada diri individu dan pengaruh dari lingkungan sekitar tempat individu itu berinteraksi dan bersosialisasi, hilangnya kejujuran dari diri individu, krisis keadilan dan krisis kepedulian terhadap individu tertentu.
2.1.1 Kemajuan Teknologi dan Hilangnya Kejujuran
            Perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat canggih menjadi penyebab rusaknya moral bangsa karena berbagai informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat. Misalnya internet, internet memang dapat membantu kita mendapat pengetahuan luas dan berguna jika digunakan secara benar. Tetapi dampaknya akan menjadi sangat mengerikan dan berbahaya jika digunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan orang lain atau tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan bahwa laporan dari kepolisian dan KPK, tercatat 629 kasus korupsi dengan berbagai jenis seperti suap, penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan dana serta pemalsuan data. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kejujuran pada diri seseorang saat ini sudah mulai luntur dan bahkan sudah banyak orang yang tidak lagi memiliki rasa jujur pada dirinya sehingga mereka dengan mudah dan tanpa rasa takut melakukan kesalahan yang merugikan banyak pihak.
2.1.2 Memudarnya Kualitas Keimanan dan Pengaruh Lingkungan
            Tingkat keimanan seseorang tidak selamanya akan kuat, ada kalanya tingkat keimanan seeorang akan menjadi lemah dan menjadi kuat. Di saat iman seseorang lemah maka seseorang akan lebih mudah atau cenderung melakukan kesalahan yang dapat merusak diri dari seseorang itu.
            Lingkungan sekitar berperan penting untuk membentuk pribadi individu menjadi lebih baik terutama lingkungan keluarga atau lingkungan tempat individu itu dibesarkan. Pengaruh lingkungan yang buruk dapat menjadi faktor penyebab rusaknya moral bangsa, mengapa demikian? Karena saat individu itu belum mengerti apapun individu itu akan meniru atau mencontoh aktivitas atau kegiatan yang dilakukukan oleh individu-individu sekitarnya. Jika hal-hal buruk yang dicontohkan maka individu itu akan meniru kegiatan buruk itu, misalnya mencuri, berbohong, bertutur kata tidak yang tidak santun, melakukan tindak kriminal. Tapi sebaliknya jika lingkungan sekitar individu mampu membimbing dan mengarahkan individu itu menjadi pribadi baik maka pribadi baik itu akan terbentuk, misalnya membiasakan individu itu bertutur kata yang baik, menghormati dan menghargai oranglain, menumbuhkan tingkat kejujuran diri, dan lain sebagainya.
2.2 Cara mengatasi permasalahan moral saat ini
            Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memgatasi permasalahan moral saat ini antara lain yaitu, meningkatkan kualitas keimanan dengan mengikuti kegiatan religi dan menumbuhkan kejujuran dalam diri. Keberhasilan dengan menempuh cara tersebut dapat ditentukan oleh masing-masing individu baik dari diri individu itu sendiri maupun mendapat dukungan dari pihak-pihak terdekat yang berada dilingkungan individu itu sendiri.
2.2.1 Meningkatkan kualitas keimanan dengan mengikuti kegiatan religi
            Cara mengatasi permasalahan moran dengan meningkatkan kualitas keimanan dengan mengikuti kegiatan religi merupakan alternatif yang dianggap mampu menjaga memperbaiki diri individu dari perilaku yang dapat merusak moral. Tingkat keimanan seseorang dapat ditumbuh kembangkan dengan mengikuti aktivitas atau kegiatan religi yang dapat membuat pribadi seseorang selalu ingat dan dekat dengan  sang pencipta agar seseorang itu selalu mendapat bimbingan, petunjuk, dan memiliki rasa takut untuk melakukan kesalahan bahwa sebenarnya berbagai aktivitas atau kegiatan yang individu lakukan selalu diawasi oleh Sang Pencipta..
2.2.2 Menumbuhkan kejujuran dalam diri
            Cara lain yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan moral yang terjadi saat ini yaitu dengan menumbuhkan kejujuran diri dari dalam individu agar memiliki pribadi yang baik. Kejujuran dapat ditumbuhkan dengan membiasakan diri untuk tidak berbohong dan menumbuhkan rasa takut untuk tidak melakukan hal-hal yang berbau curang yang dapat merugikan diri dan juga orang lain.
2.3 Pentingnya pendidikan moral untuk mengatasi permasalahan moral di Indonesia.
            Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan kelompok orang yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian baik itu dari bimbingan orang lain maupun autodidak. Moral adalah pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.Pendidikan Moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral atau bermanusiawi.
Moral dan agama (religi) sejak dulu sudah memiliki keterkaitan atau ikatan yang tidak boleh dipisahkan agar kepribadian yang baik dapat terbentuk pada diri seseorang. Moral yang diwariskan nenek mayang terdahulu adalah nilai yang sebenarnya bagi manusia. Nilai adalah sifat-sifat atau hal yang penting atau berguna bagi masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya.
Argumen lain tentang moral juga dijelaskan dalam buku Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks Indonesia (Suparlan Al Hakim, dkk, 2014:17) yang menjelaskan bahwa, argumen moral adalah uraian yang membahas pengembangan moral dengan cara menurut (menurut cara logika) yang didukung oleh fakta dan bukti, sehingga dapat dihindari adanya kekeliruan berpikir.
Pendidikan moral sudah ada sejak dulu sebelum ada sekolah pun pendididikan moral sudah ada dalam suatu keluarga atau bangsa yang diwariskan secara turun-menurun (Bambang Daroeso, 1986:53).Pendidikan moral pada tiap-tiap negara berbeda satu dengan lainnya. Dalam negara yang menjadikan agama sebagi hukum dasarnya maka pendidikan moral bersumber dari agama yang berlaku di negara tersebut pembentukan moral warganegar dan bangsa negara yang bersangkutan dilakukan menurut norma-norma agama tersebut melalui pendidikan agama. Bagi negara yang tidak memakai agama sebagai hukum dasarnya pendidikan moral didasarkan pada hukum dasar dan nilai-nilai yang terkndung dalam hukum dasar itu. Bagi bangsa Indonesia pendidikan moral sudah dikenal sejak lama, malahan sebelum bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Pendidikan moral didasar pada pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri, yang dalam pepatah dikatakan : “Tak lekang karena panas dan lapuk karena hujan”. Penjajahan bangsa asing terhadap bangsa Indonesia tidak menghapuskan dasar pendidikan moral itu. Dasar pendidikan moral pada waktu itu terdapat dalam religi, adat-istiadat, dan kebudayaan bangsa Indonesia.
            Pada dasarnya penerapan pendidikan moral sudah ada sejak dulu dan bahkan bila di ajukan pertanyaan kepada orang tua atau kepada guru yang berpengalaman tentang pentingya penerapan pendidikan moral pada anak-anak  mereka akan sepakat bahwa pendidikan moral ini menjadi pilihan yang tepat agar dapat membangun kepribadian yang baik pada anak sehingga enggan melakukan kesalahan yang memberi dampak buruk bagi dirinya dan orang lain. Hal ini juga dijelaskan (Cheppy Haricahyono, 1995:201) Apabila kita ajukan pertanyaan kepada orang tua, apakah anak-anak mereka perlu di”pengaruhi”melalui pendidikan moral?           umumnya mereka akan merespon dengan positif, dalam artian setuju sepenuhnya. Apabila pertanyaan yang sama kita ajukan kepada guru-guru yang berpengalaman, maka jawaban yang senada juga akan kita peroleh, dalam artian tidak ada kesengajaan sedikitpun tentang perlunya setiap orang memiliki wawasan moral. Bertitik-tolak dari kesepakatan semacam itu dapat dipahami, bahwa dalam dunia profesional, politik, ekonomi, bahkan dalam dunia interaksi sosial, ada tingkah laku-tingkah laku yang dikendalikan oleh aturan-aturan tertentu (ruleguided behavion) dimana bagian terpenting dari aturan-aturan tersebut erat kaitannya dengan dimensi keadilan dan perhatian.
            Pendidikan moral penting diterapkan agar ketika anak menginjak usia dewasa bisa mengetahui dan mengerti mana hal yang baik untuk dilakukan dan mana hal yang tidak baik atau tidak boleh dilakukan. Melalui pendidikan  moral pembentukan kepribadian dapat diarahkan dan dibimbing agar tidak terjerumus dalam hal yang dapat membuat diri individu itu menyesal dan malu. Pla pikir anak yang usianya muda cenderung lebih berpikir kearah yang positif karena mereka masih belum diracuni oleh kebiasaan atau hal yang buruk dengan kata lain dapat dikatakan meraka itu masih bersih dan polos sehingga cenderung bahwa hal semua hal yang buruk adalah perilaku yang jelek dan tidak pantas dilakukan meskipun pola pikir dari mereka yang usianya lebih tua beranggapan bahwa ada batasan atau waktu dimana ada hal yang jelek itu perlu dilakukan. (Cheppy Haricahyono, 1988:61) Dari hasil penelitian Piaget bisa diketahui bahwa anak-anak yang lebih muda dalam usia cenderung menilai suatu tindakan berdasarkan konsekuensi atau akibat materialnya. Tegasnya, mereka mengajukan suatu pertimbangan bahwa John adalah lebih nakal dari Henry, oleh karena ia memecahkan begitu banyak piring dan gelas, sementara Henry hanya memecahkan sebuah cangkir, sementara itu anak-anak yang lebih tua usianya menganut pendirian yang berlawanan, dimana mereka umumnya lebih memerhatikan  aspek intensi yang muncul dalam kasus tersebut di atas. Secara demikian tidak mengherankan kalau mereka cenderung menganggap Henry telah melakukan pelanggaran yang lebih serius dibanding John. Dengan kata lain, bobot kesalahan lebih banyak diperhatikan oleh mereka.mereka yang lebih tua usianya. Bobot dan konsekuensi dari kecenderungan anak untuk berbuhong, tampak juga menunjukkan adanya perubahan-perubahan dalam tahap realisme moral dan tahap independensi moral. Dalam upayanya untuk mengetahui bagaimana penilaian ana-anak mengenai kebohongan, Piaget mengajukan pertanyaan kepada tiap-tiap anak, “Tahukah kau apa yang disebut bohong itu?”. Hasilnya cukup mengejutkan, bahwa anak-anak yang lebih muda usianya cenderung mengartikan bohong sebagai sesuatu yang jelek yang tak seorangpun suka mengucapkannya. Sementara itu bagi anak-anak yang lebih tua usianya kebohongan cenderung dibatasi sebagai sesuatu yamg tidak bisa dipercaya, jauh dari kenyataan, dan pada dasarnya tidak baik untuk diucapkan.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Pada BAB II telah dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) penyebab rusaknya moral bangsa (2) cara mengatasi permasalahan moral saat ini (3) pentingnya pembelajaran moral dalam dunia pendidikan. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut.
(1)    Penyebab rusaknya moral bangsa adalah sebagai berikut.
a)      Kemajuan Teknologi.dan Hilangnya Kejujuran.
b)      Memudarnya Kualitas Keimanan.dan Pengaruh Lingkungan
(2)    Cara mengatasi permasalahan moral saat ini dapat ditempuh dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut.
a)      Meningkatkan kualitas keimanan dengan mengikuti kegiatan religi.
b)      Menumbuhkan kejujuran dalam diri.
(3)    Pentingnya pendidikan moral untuk mengatasi permasalahan moral di Indonesia adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dapat menuntun, membimbing, mengarahkan, dan membentuk pribadi diri yang baik agar cenderung melakukan kegiatan atau aktivitas yang baik dan benar dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan sebelum melakukan aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan,


3.2 Saran
            Berdasarkan pada simpulan yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa saran yang ditujukan. Pendidikan moral merupakan alternatif pembelajaran yang tepat dan penting untuk membantu mengatasi permasalahan moral yang terjadi di Indonesia saat ini karena pembelajaran tersebut dapat membantu menuntun, membimbing, membina, dan membentuk pribadi diri menjadi lebih baik sehingga individu itu terarah untuk melakukan hal-hal yang baik, berguna, dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain,











DAFTAR RUJUKAN
Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Press.
Haricahyono, Cheppy. 1988. Pendidikan Moral dalam Beberapa Pendekatan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.
Al Hakim, Suparlan, dkk. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks Indonesia. Malang: Madani.
Wikipedia. 2015. Pendidikan. (Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendidikan), di akses tanggal 18 Oktober 2015.
---------. 2013. Penyebab rusaknya moral bangsa. (Online), (http://m.kaskus.co.id/thread/51a4bca65a2acf7179000004/penyebab-rusaknya-moral-bangsa/), diakses tanggal 16 Oktober 2015.
Karwur, Samuel. 2015. Jumlah Kasus Korupsi Indonesia Meroket di Tahun 2014. (Online), (http://www.jokowinomics.com/2015/02/20/berita/ekonomi/jumlah-kasus-korupsi-indonesia-meroket-di-tahun-2014/), diakses tanggal 17 Oktober 2015.
----------. 2015. Definisi atau Pengertian Agama Menurut KBBI dan Para Ahli. (Online), (http://kamuiyakamu.com/knowledge/definisi-atau-pengertian-agama-menurut-kbbi-dan-para-ahli/), diakses tanggal 18 Oktober 2015.
Nurulazizahk. 2013. Pentingnya Pendidikan Moral di Sekolah. (online), (https://nurulazizahk.wordpress.com/2013/11/13/pentingnya-pendidikan -moral-di-sekolah/), diakses tanggal 18 Oktober 2015.
--------. 2014. Pengertian Moral Dan Etika Lengkap. (Online), (www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-moral-dan-etika-[engkap.html), diakses tanggal 18 Oktober 2015.
Subeno, Sutjipto. 2015. Pentingnya Pendidikan Moral dalam Sekolah, (online), (http://www.logos.sch.id/artikel/pentingnya-pendidikan-moral-dalam-sekolah/), diakses tanggal 22 Oktober 2015.
Supriati. 2015. Pentingnya Pendidikan Moral, (online), (http://disdik.jambikota.go.id/index.php/15-artikel/78-pendidikan-moral), diakses tanggal 22 Oktober 2015.

No comments:

Post a Comment