Saturday, November 4, 2017

Makalah Pendapatan Nasional

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara. Pertumbuhan ekonomi suatu negara berkaitan erat pendapatan nasional negara tersebut, karena pendapatan nasional merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu negara meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dalam hal ini, pendapatan nasional berhubungan erat dengan pendapatan masyarakat negara.
Di  negara kita ini, berbagai sektor usaha seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, perbankan, industri dan masih banyak sektor yang lain yang berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang merek jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi negara. Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara dalam satu tahun. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka dapat dikatakan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraannya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas, Rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
1.    Bagaimana konsep pendapatan nasional ?
2.    Bagaimana konsep penghitungan pendapatan nasional?
3.    Apakah faktor-faktor yang memengaruhi Pendapatan nasional?
4.    Apakah manfaat mengetahui pendapatan nasional ?

C.    Tujuan
Berdasarkan Rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah.
1.      Memaparkan konsep pendapatan nasional.
2.      Memaparkan konsep peehitungan pendapatan nasional.
3.      Memaparkan faktor-faktor yang memengaruhi Pendapatan nasional.
4.      Memaparkan manfaat mengetahui pendapatan nasional.



















BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, permasalahan masalah akan menyajikan tentang (1) Konsep Pendapatan Nasional (2) Perhitungan Pendapatan nasional (3) Faktor-faktor yang memengaruhi Pendapatan nasional (4) Manfaat Mengetahui Pendapatan nasional.
A.      Konsep Pendapatan Nasional
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB). Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun. Dalam pengertian lain, pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara (Azani, 2017).

1.      Pengertian Pendapatan Nasional menurut Para Ahli
Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya “Teori Pengantar Makroekonomi” Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam suatu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun (Azani, 2017).
Menurut Soediyono Reksopryitno dalam bukunya “Pengantar Ekonomi Makro” Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara (Azani, 2017).
Menurut N. Gregory Mankiw Pendapatan nasional adalah total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam produksi barang dan jasa. Pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak lansung (seperti pajak penjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha(Azani, 2017).
Menurut Karl E & Ray C (2007:29) Pendapatan nasional adalah pendapatan total yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga suatu negara.
2.      Konsep Pendapatan nasional
Sebelum mengukur/menghitung pendapatan nasional suatu negara kita harus mengetahui konsep-konsepnya. Berikut ini adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
a.         Produk Domestik Bruto / Gross Domestic Product (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang tersebut.  Konsep ini sering disebut sebagai konsep kewilayahan. Dalam perhitungan GDP ini, Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Penghitungan nilai GDP dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :
GDP nominal merupakan GDP yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. GDP atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat dinamika/ perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.
GDP riil, merupakan GDP yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. GDP atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Deflator GDP disebut dengan deflator harga implisit untuk GDP, didefinisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP mencerminkan apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian. Deflator GDP mengukur harga otuput relatif terhadap harganya pada tahun dasar.

b.   Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain PNB/GNP adalah jumlah Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara yang bekerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja di dalam negeri).
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar

-          PNB =  Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP).
-          PDB =  Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP).
-          Pendapatan  Neto  = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri.

c.         Produk Nasional Neto (PNN)/ Net National Product (NNP)
Sering disebut juga Net National atas dasar harga pasar, yakni GNP dikurangi depresiasi/penyusutan atas barang modal dalam proses produksi selama satu tahun. Jika dirumuskan maka:
NNP = GNP - Depresiasi

d.        Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll. NNI dapat dirumuskan sebagai berikut:
NNI = NNP – Pajak tak langsung

e.         Pendapatan Perseorangan/ Personal Income (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut:
PI = NNI – (Laba ditahan + iuran jaminan social + pajak perseorangan + transfer payment)

f.         Pendapatan Disposible/ Disposible Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh daripersonal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Disposible income dapat dirumuskan sebagai berikut:
DI = PI – Pajak langsung
g.        Pendapatan Per Kapita / Income Per Capita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara pada periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita juga diartikan sebagai jumlah barang dan jasa rata-rata yang ada atau tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita dapat diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk  suatu negara pada tahun tersebut. Personal income dapat dirumuskan sebagai berikut:
h.        Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indicator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi selurug hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kota dan kabupaten. Produk domestik regional bruto merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit-unit produksi dalam suatu daerah pada satu tahun tertentu.
B.       Perhitungan Pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode langsung ini dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, diantarannya pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran.
1.      Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai barang dan jasa yang berhasil dihasilkan diciptakan oleh masing-masing pelaku ekonomi yang ada pada suatu wilayah selama satu tahun.
Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 9 sektor atau lapangan usaha yaitu:
§  Pertanian.
§  Pertambangan dan Penggalian.
§  Industri Pengolahan.
§  Listrik, Gas, dan Air Bersih.
§  Bangunan.
§  Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
§  Pengangkutan dan Komunikasi.
§  Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
§  Jasa-jasa. 
Rumus
P = harga
Q = Jumlah

2.      Pendekatan Pendapatan
Metode pendekatan pendapatan adalah pendapatan nasional hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode/tahun.
Yang termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian.
Masing-masing dari faktor produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda misalnya:
µ       Tenaga kerja dapat memperoleh gaji/ upah (w)
µ       Pemiik modal akan mendapatkan bunga (i)
µ       Pemilik tanah dapat memperoleh sewa (r)
µ       Keahlian atau skill dapat memperoleh laba (p)
Rumus:                       

3.      Pendekatan Pengeluaran
Penghitungan dengan meggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran  berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, pemerintah, perusahaan dam masyrakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.
Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi terdiri dari
µ       Pengeluaran untuk Konsumsi (C)
µ       Pengeluaran untuk investasi (I)
µ       Pengeluaran untuk pemerintah (G)
µ       Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M)

Rumus:

C.      Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pendapatan Nasional
Ada beragam faktor yang akan memengaruhi Pendapatan nasional dalam suatu negara, antara lain adalah:
1.      Kualitas Sumber Daya Manusia
Negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi tentu akan memiliki pendapatan nasional yang tinggi pula. Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki kualitas SDM yang tinggi. Walaupun Jepangtidak memiliki banyak potensi sumber daya alam jika dibandingkan dengan Indonesia, tetapi karena kualitas SDM-nya tinggi maka Jepang mampu menghasilkan pendapatan nasional yang tinggi pula sehingga tergolong sebagai negara maju.

Ciri-ciri SDM yang memiliki kualitas tinggi adalah:
1) memiliki bekal ilmu pengetahuan yang tinggi;
2) memiliki etos kerja yang baik (rajin, disiplin, jujur, tepat waktu, dan lainlain);
3) memiliki tingkat keterampilan yang baik;
4) menguasai teknologi dan informasi (seperti teknologi komputer, internet, dan bioteknologi).
5) menyukai tantangan dan perubahan.

Jika dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi besar kecilnya pendapatan nasional, faktor kualitas SDM memiliki peranan yang paling besar dalam menentukan besar kecilnya pendapatan nasional. Karena, jika kualitas SDM baik maka dapat dipastikan pengelolaan dan pengendalian faktor-faktor lain untuk mencapai kemakmuran dapat terlaksana dengan baik.

2.      Potensi Sumber Daya Alam
Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah jika dikelola dengan baik akan menghasilkan pendapatan nasional yang tinggi. Seperti halnya Indonesia, sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam tentu akan memiliki pendapatan nasional yang tinggi, seandainya potensi sumber daya alam dikelola dengan baik dan bertanggung jawab.

3.      Jumlah Modal yang Digunakan
Jika suatu negara memiliki modal yang cukup untuk mengolah sumber daya alam yang tersedia, tentu pendapatan nasional negara tersebut akan meningkat. Sebaliknya, jika suatu negara kekurangan modal maka pendapatan nasional negara tersebut tidak optimal. Pada umumnya, jika suatu negara kekurangan modal (baik modal barang seperti mesin, maupun modal uang) maka negara tersebut akan mengundang investor asing untuk menanamkan modalnya, biasanya dalam bentuk pendirian perusahaan-perusahaan. Akan tetapi, jika suatu negara memiliki banyak modal (terutama negaranegara maju) maka negara tersebut akan menanamkan sebagian modalnya ke negara lain yang diinginkannya.

Negara yang dijadikan tujuan penanaman modal oleh investor asing umumnya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1) mempunyai SDA (Sumber Daya Alam) yang memadai;
2) keamanan dalam negeri terjamin;
3) memiliki undang-undang ketenagakerjaan yang kondusif;
4) lebih disukai yang memiliki tenaga kerja dengan upah yang murah;
5) memiliki pemerintahan yang baik dan kuat (stabil);
6) penegakan hukum berjalan lancar; dan
7) birokrasi yang tidak bertele-tele dalam penanaman modal asing.

4.      Tingkat Teknologi yang Digunakan
Dengan teknologi sederhana, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan relatif lebih sedikit. Akan tetapi dengan teknologi modern, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tentu lebih banyak. Dengan demikian, penggunaan teknologi yang lebih modern akan meningkatkan perolehan pendapatan nasional.

5.      Stabilitas Keamanan
Stabilitas keamanan yang buruk akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian pendapatan nasional suatu negara. Misalnya, jika sering terjadi kerusuhan, demonstrasi disertai kekerasan, peledakan bom, terorisme, perang antar suku, dan gerakan separatis, akan mengakibatkan berkurangnya pencapaian pendapatan nasional. Sebaliknya, jika stabilitas keamanan baik tentu akan mendorong kegiatan perekonomian sehingga jumlah pendapatan nasional akan meningkat.

6.      Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap pencapaian pendapatan nasional. Jika suatu negara memiliki pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan berkualitas maka pemerintah negara tersebut pasti akan membuat kebijakan-kebijakan yang tepat, baik kebijakan di bidang politik maupun ekonomi. Kebijakan-kebijakan yang tepat dan disertai pelaksanaan yang bertanggung jawab tentu akan berpengaruh pada naiknya pendapatan nasional.

7.      Keadaan Geografis dan Geologis
Suatu negara dengan letak geografis dan geologis tertentu, berisiko mengalami bencana alam yang berulang setiap tahunnya. Bencana alam seperti gempa bumi, topan, dan banjir, yang terjadi berulang-ulang akan merusak sarana dan prasarana yang ada. Kerusakan tersebut tentu berdampak pada berkurangnya pencapaian pendapatan nasional. Sebaliknya, negara yang tidak pernah (jarang) tertimpa bencana alam, tidak akan mengalami kerusakan-kerusakan yang berakibat pada berkurangnya pendapatan nasional.

8.      Konsumsi, Tabungan dan Investasi
Konsumsi merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Investasi adalah persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain, atau digunakan dengan cara lain.
Berdasarkan pendekatan pengeluaran khusus, untuk perekonomian tertutup sederhana, yaitu perekonomian yang belum melibatkan hubungan dengan luar negeri (ekspor dan impor) dan belum melibatkan kegiatan pemerintah, pendapatan nasional hanya terdiri dari konsumsi (C) dan tabungan (S).
D.      Manfaat Mengetahui Pendapatan nasional
Dalam menentukan pendapatan nasional suatu negara, Penghitungannya relatif sulit dikatakan tepat atau akurat, karena sangat dipengaruhi oleh data statistik yang dikumpulkan setiap tahunnya. Walaupun tidak bisa tepat dalam penghitungannya, namun tetap sebagai salah satu tolok ukur untuk menunjukkan keberhasilan ekonomi suatu negara. Adapun manfaat mempelajari pendapatan nasional antara lain sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara, apakah agraris, industri, atau yang lainnya.
2.      Untuk mengetahui kemajuan ekonomi atau perkembangan perekonomian dari tahun ke tahun, apakah mengalami kemajuan, kemunduran, atau tetap.
3.      Untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat setelah dibandingkan dengan jumlah penduduk, yaitu tentang pendapatan perkapitanya.
4.      Untuk membandingkan perekonomian antarnegara di dunia.      
5.      Sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.
6.      Untuk mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat.
7.      Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan.
Penghitungan pendapatan nasional (PN) yang dilakukan oleh suatu negara dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Dan dengan mengamati tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat menilai perkembangan negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan ekonominya, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dengan demikian tolok ukur yang paling baik untuk menunjukkan kemakmuran suatu negara adalah dengan menentukan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) riil.



















BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Pada Bab II dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) Konsep Pendapatan Nasional (2) Perhitungan Pendapatan nasional (3) Faktor-faktor yang memengaruhi Pendapatan nasional (4) Manfaat Mengetahui Pendapatan nasional.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:
v    Pendapatan nasional merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu.
v    Konsep pendapatan nasional meliputi: Gross Domestic Product (GDP), Gross National Product (GNP), Net National Product (NNP), Net National Income (NNI), Personal Income (PI), Disposible Income (DI), Income per Capita, Produk Domestik Bruto Regional.
v    Perhitungan Pendapatan nasional meliputi: Pendekatan Produksi, Pendekatan Pendapatan, dan Pendekatan Pengeluaran.
v    Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional meliputi: SDM, SDA, modal, stabilitas keamanan, kebijakan pemerintah, letak geografis, konsumsi, investasi dan tabungan.
v    Manfaat mengetahui pendapatan nasional adalah dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut, dapat menilai perkembangan negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan ekonominya, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

B.   Saran


No comments:

Post a Comment