Monday, November 21, 2016

Makalah: Pasar Persaingan Sempurna

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ekonomi Mikro






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
September 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul PASAR PERSAINGAN SEMPURNA“.Makalahin kami buatuntukmemenuhitugasmatakuliahPendidikanKewarganegaraan. Dan tidaklupa pula kami mengucapkanterimakasihkepada :
1.      Ibu Sri Handayani,selakudosenmatakuliahPengantarEkonomiMikro
2.      Semuapihak yang tidaksempat kami sebutkansatu per satu yang turutmembantukelancarandalampenyusunanmakalahini.
Kami menyadaribahwamakalahinimasihbanyakkekurangandankelemahannya, baikdalamisimaupunpenyusunannya.Olehsebabitu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangununtukmenyempurnakanmakalahini.
Akhir kata, kami mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telahberperansertadalampenyusunanmakalahinidariawalsampaiakhir.Semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadakitasemua.

Malang,   September  2016



Penyusun










DAFTAR ISI
     
Kata pengantar..............................................................................................i
Daftarisi.......................................................................................................ii
Bab I :Pendahuluan
     1.1 Latarbelakangmasalah.............................................................................1
     1.2 Rumusanmasalah......................................................................................2
     1.3 Tujuan.................................................................................................... .....................3
Bab II :Pembahasan
2.1 Pengertian pasar persaingan sempurna.......................................................
2.2 Karakteristik pasar  persaingan sempurna..................................................
2.3 Permintaan dan penerimaan  pasar persaingan sempurna.......................
2.4 Keseimbangan Perusahaan..........................................................................
2.5 Penawaran Perusahaan dalam Pasar persaingan sempurna.........................
2.6 Kelebihan dan kekurangan pasar persaingan sempurna..............................
Bab III :Penutup
      3.1 Kesimpulan........................................................................................... ......................
      3.2 Saran...........................................................................................................
Daftarrujukan






















BAB I
PENDAHULUAN
 1.1      Latar Belakang
                        Pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Adapun harga di tentukan oleh permintaan dan penawaran dalam pasar. Dalam makalah ini akan membahas pengertian dari pasar persaingan sempurna,konsep keseimbanga  pasar persaingan sempurna dan kelebihan/kekurangan pasar persaingan sempurna. Keuntungan pasar persaingan sempurna adalah harga dalam pasar  ini adalah yang terendah. Dan kekurangan dalam pasar ini adalah dalam keseimbangan jangka panjang pasar hanya akan memperoleh laba normal. Dalam makalah ini juga akan di jelaskan konsep yang ada dalam pasar persaingan sempurna serta bentuk kurva permintaan dan penerimaan dalam pasar persaingan sempurna

1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan rumusan masalah dalam makalah

1. Bagaimana konsep tentang  pasar persaingan sempurna?
2.      Bagaimana kurva permintaan dan penerimaan dalam pasarpersaingan sempurna?
3.      Bagaimana konsep keseimbangan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan dalam pasar persaingan sempurna?

1.3   Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan tujuan penulisan makalah
1.      Memaparkan Konsep   tentang  pasar persaingan sempurna.
2.      Memaparkan kurva permintaan dan penerimaan dalam pasar persaingan sempurna.
3.      Memaparkan konsep keseimbangan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4.      Memaparkan  kelebihan dan kekurangan dalam pasar persaingan sempurna.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar faktor produksi persaingan sempurna merupakan pasar dimana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli suatu faktor produksi,misalnya tenaga kerja atau bahan baku. Karena tidak ada pembeli atau penjual tuggal yang bisa mempengaruhi harga faktor produksi maka tiap pihak berlaku sebagai penerima harga. Sebagai contoh,jika perusahaan individu yang membeli kayu untuk konstruksi rumah membeli sejumlah bagian dari volume total kayu yang tersedia,keputusan pembeliannya tidak akan berdampak pada harga. Demikian pula,apabila setiap pemasok kayu mengendalikan hanya sebagian kecil kayu di pasar,maka tidak ada pemasok yang bisa mempengaruhi harga kayu yang di jualnya. Justru,harga kayu (dan kuantitas produksi totalnya) di tentukan oleh penawaran dan permintaan agregat atas kayu.

2.2 KARAKTERISTIK PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pasarpersaingansempurnamemilikikarakteristikkhusus, di antaranyasebagaiberikut... 
Ø  Homogenitas produk,yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasan(utilitas)kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tapi kegunaan barang. Karena itu semua semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.
Ø  Pengetahuan sempurna,para pelaku ekonomi(konsumen dan produsen)memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk yang di jual. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dari siapapun produk dibeli, harga yang berlaku adalah sama. Demikian halna dengan perusahaan hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor produksi.
Ø  Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar, perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar. Karena secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumah output untuk mencapai harga maksimum.
Ø  Bebas keluar-masuk pasar, dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Pengertian mobilitas mencakup pengertian geografis dan antarpekerja. Maksudnya, faktor produksi seperti tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainny, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan perusahaan leluasa untuk keluar-masuk pasar. Jika perusahaan tertarik di satu industri(dalam industri masih memberikan laba), dengan segera dapat masuk. Bila tak tertarik lagi atau gagal, dengan seger dapat keluar.

2.3 Pemintaan dan penerimaan dalam pasar persaingan sempurna
(1) Permintaan
            Tingkat harga dalam pasar persainga sempurna di tentukan oleh permintaan dan penawaran misalnya kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak,maka harga pakaian anak-anak di tentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-anak. Perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual. Karena sejumlah output perusahaan relatif sangan kecil di banding output pasar maka berapapun yang di jual perusahaan,harga relatif tidak berubah karena itu kurva permintaan yang di hadapi perusahaan secara individu berbentuk garis lurus horizontal.




(2) Penerimaan
            Penerimaan total atau(TR/total revenue)perusahaan sama dengan jumlah output(Q) dikali harga jual (P). Karena harga telah di tetapkan,penerimaan rata-rata(average revenue)dan penerimaan marginal(marginal revenue)adalah sama dengan harga. Dengan demikian kurva permintaan(D)sama dengan kurva penerimaan rata-rata (AR)sama dengan kurva permintaan marginal(MR) dan sama dengan harga (P) seperti pada diagram 8.2.a. kurva penerimaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif bergerak mulai dari titik(0,0)seperti di tunjukan oleh diagram 8.2.b




2.4Keseimbangan perusahaan
(1)       Keseimbangan perusahaan dalam jangka pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan :
a.       Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variabel atau VC adalah sama dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga (P). Dalam kondisi ini prusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), dimana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan.
b.      Perusahaan produksi pada saat MR=MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau, dalam kondisi terpuruk, kerugiannya minimum.
Diagram 8.3 menunjukkan bahwa kondisi MR=MC (titik E) tercapai pada saat output sejumlah Q’. Karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga, dari setiap unit output perusahaan memperoleh laba sebesar BE per unit. Jik output lebih kecil dri Q’, misalnya Q1, penerimaan marginal (MR=P) lebih besar dari biaya marginal (MC), sebaiknya lebih menguntungkan bagi perusahaan menambah output. Bila output lebih besar dari Q’, MC sudah lebih besar dari MR. Penambahan output akan mengurangi laba karena itu laba maksimum tercapai hanya bila MR=MC, pada saat jumlah output adalah Q’



            Karena biaya rata-rata (AC) lebih besar dari pada harga (P), untuk setiap unit output yang terjual diperoleh laba sebesar BE. Laba total diperoleh sama dengan Q’ dikali BE atau sama dengan luas bidang APEB. Laba ini disebut laba super normal.
            Diagram 8.3 hanya memperoleh satu kemungkinan yaitu laba maksimum. Masih ada dua kemungkinan yang dialami perusahaan yaitu impas dan rugi. Kondisi impas terjadi bila biaya rata-rata sama dengan harga, dimana laba per uni sama dengan nol, seperti digambarkan dalam diagram 8.4 keadaan seperti ini dinamakan sebagai laba normal.
            Diagram 8.5 menunjukkan bahwa pada saat MR=MC perusahaan mengalami kerugian sebesar BE per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum. Bila perusahaan meproduksi kurang dari Q’ (misal Q1), kerugian per unit menjadi lebih besar ( CD>BE). Demikian halnya kerugian total, yang secara grafis terlihat dari luas PKDC>luas PAEB. Bila output lebih besar dari Q’, kerugian per unit bisa menjadi lebih kecil (bila memproduksi Q2) atau lebih besar (bila memproduksi Q3), tetapi kerugian total lebih besar dibanding jika memproduksi sebanyak Q’.


(2)       Keseimbangan perusahaan dalam jangka  panjang

Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi 4 persyaratan:

a.       Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin, agar perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal. Secara matematis hal ini berarti perusahaan berproduksi saat MR=MC. Pada saat ini biaya marginal jangka pendek sama dengan biaya marginal jangka panjang (SMC=LMC) .
b.      Tidak mengalami kerugian, agar dapat mengganti barang modal yng digunakan dalam produksi. Karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC=P).
c.       Tidak ada inisiatif bagi perusahaan untuk masuk keluar, karena laba 0. Laba 0 disebut juga laba normal, yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama,jika uang dan faktor produksi lain dialokasikan pada kgiatan alternatif. Jika laba lebih besar dari 0 akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk kedalam pasar. Sebaliknya, jika laba lebih kecil dari 0 (merugi) akan mendorong perusahaan keluar dari pasar.
d.      Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbsar skala produksi, karena sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata rata jangka panjang, pada saat SAC=LAC  (short average cost=long average cost) diagram.


            Diagram 8.6.a menunjukan keseimbangan industri jangka panjang terjadi di titik E0 dimana tingkat harga p0dan jumpat output Q0 . Pada saat itu keseimbangan perusahaan digambarkan pada diagram 8.6.b (Perhatikan kurva SMC,LMC,SAC, dan LAC berpotongan di satu titik, yaitu titik E) dengan ouput Q1 . Jika ada perusahaan yang masuk, akan terjadi penambahan penawaran. Diagram 8.6.a menunjukan kurva penawaran bergeser ke kanan (S0à S1 ) . Keseimbangan baru terjadi di titik E1 , dimana harga keseimbangan p1 dan output sebanyak Q1 . Sebelum ada perusahaan yang masuk, pada tingkat harga P1 jumlah output yang ditawarkan hanya Q2 . Selisih Q1 –Q2 adalah akibat penambahan kapasitas produksi yang berasal dari perusahaan yang bertahan, karena harga jual lebih besar dari biaya produksi per unit (P1 < AC) . Lagipula jika output ditambah, kerugian bertambah besar (jarak SMC –P1 makin besar). Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran tingkat industri berkurang, misalnya sampai ke kurva S2 (digagram 8.6.a) yang menaikan harga menjadi P2 . Bagi perusahaan secara individu, keadaan ini sangat menguntungkan, karena perusahaan memperoleh laba super normal (P2> dari AC). Hal ini menarik perusahaan lain untuk masuk ke daam industri. Gerakan masuk keluar akan berhenti bila keseimbangan kembali ke titik E, sehingga perusahaan dalam industri hanya menikmati laba normal. Hal ini dikarenakan adanya asumsi kebebasan masuk dan keluar.

2.5Penawaran perusahaan dalam pasar persaingan sempurna

Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan perusahaan. Jumlah output yang ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC). Berdasarkan hal tersebu dalam dikonstruksi kurva penawaran perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

A.    Kurva penawaran jangka pendek
            Kurna penawaran jangka pendek perushaan dapat dikonstruksi dalam kurva biaya marjnal (MC) jngka pendek seperti pada diagram 8.7 diagram

            Diagram 8.7.a menunjukan jika harga dibawah P0, perusahaan tidak mau berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke P1 agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR=MC atau MR=P, sehingga jumlahouput adalah Q1 jika harga jual terus meningkat, misalnya ke P2, P3, dan P4 , maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3, Q4 agar mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukan hubugan antara kurva harga dengan jumlah output yang diproduksi (ditawarkan). Dengan demikian dalam pasar persaingan sempurna, Kurva MC setela melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva penawaran perusahaan jangka pendek( diagram 8.7.b). Dapat disimpulkan bahwa dalam pasar persaingan sempurna meskipun perusahaan menderita rugi selama P masih diatas AVC sebaiknya perusahaan tetap berproduksi karena kerugian yang diderita masih lebih kecil daripada FC yang harus dikeluarkan apabila perushaan tidak berproduksi. Kalau berproduksi berarti sebagian FC masih dapat tertutup. Namun bila P dibawah AVC maka sebaiknya perushaaan tidak berproduksi karena kalau tetap berproduksi kerugian lebih besar dari FC.

B.     Kurva penawaran jangka panjang
            Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang merupakan fokus keseimbangan jangaka panjang pada berbagai tingkat produksi.

1.      Industri skala biaya konstan.
Dalam industri skala biaya konstan penambahan menggunakan faktor produksi karena masuknya perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga faktor produksi. Karenanya kurva kurva biaya perusahaan yang sudah ada tidak berubah seperti yang ditunjukan diagram 8.8.a. bial permintaan pasar meningkat (kurva permintaan D1 bergeser ke D2), harga output meningkat ke P2  (diagram 8.8.b). Harga P2 menyebabkan perusahaan lama memasuki industri dan menambah penawaran sampai mencapai keseimbangan pada harga P1 (kurva S1 bergeer ke S2). Kurva penawaran jangka panjang adalah LX yang berbentuk garis lurus sejajar sumbu horizontal.


2.      Industri skala biaya menaik
            Pada insutri skala biaya naik, masuknya perusahaan baru menyebabkan harga faktor produksi naik, sehingga terjadi struktur biaya dan pergeseran titik keseimbangan. Diagram 8.9
            Diagram 8.9.c menunjukan peningkatan permintaan (D1à D2) , menaikka harga ke P2  yang mengundng msuknya perusahaan lain kedalam industri.Akibatnya struktur biaya perusahaan berubah menjadi lebih mahal. Digram 8.9.a adalh struktur biaya sebelum masuknya perusahaan lain. Diagram 8.9.b adalah struktur biaya setelah msuknya perusahaan lain. Perubaan struktur biaya menyebakan titik potong MR dn MC bergeser mendesak perusahaan mengubah jumlah output yg ditawarkan. Akibatnya daam industri kurva penawaran bergeser ke S2 denga tingkat harga P3 dn output Q3 pada output saat itu perusahaan menikmati laba normal yng menyebabkn gerak masuk keluar terhenti. Karena itu kurva penawaran jangka pamjang adalah LS yang mempunyai sudut kemiringan positif.


3.      Industri skala biaya menurun
            Pada industri skala biaya menurun, masuknya perusahaan kain ke dalam industri justru menurunkan harga faktor produksi karena efisiensi skala besar. Akibatnya struktur biaya berubah menjadi lebih murah (diagram 8.10.a ke 8.10.b). Meningkatnya permintaan (D1à D2). Pada diagram 8.10.c. menaikkan harg jual ke P2 yang mengundang masuknya perusahaan lain. Dengan struktur biaya yang baru, keseimbangan pun bergeser yang menyebabkan kurva penawaran (S1à S2). Jumlah penawaran industri adalah Q3. Kurv penawaran jangka panjang adalah LS yang mempunyai sudut kemiringan negatif.



2.6       KELEBIHAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

*      Harga jual barang dan jasa adalah termurah
*      Jumlah output paing banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal (kemakmuran maksimal)
*      Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi karena tidak perlu membuang waktu untuk memilih barang dan jasa (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dlam kualitas dan harga (informasi sempurna)

KEKURANGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
                 
*      Kelemahan dalam hal asumsi
Asumsi yang dipakai dalam pasarpersaingan sempurna mustahil terwujud, karena dalam dunia nyata manusia (produsen dan konsumen) dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat. Keterbatasan itu menyebabkan perpisahan faktor produksi dan pengumpulan informasi membutuhkan biaya. Hasilnya (output dan informasi yang diperoleh pun tidak homogen dan sempurna).
*      Kelemahan dalam pengembangan teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa keseimbangan dalam jangka panjang akan tercapai dalam setiap perusahaan memperoleh laba normal. Masalahnya apakah dengan laba normal perusahaan dapat melakukan kegiatan reset dan pengembangan. Padahal kegiatan riset dan pengembangan amat dibutuhkan untuk memperoleh teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.
*      Konflik efisiensi keadilan
Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efisiensi. Tetapi
hal ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam kehidupa nyata. Misalnya dalam kasus industrialisasi di negara sedang berkembang. Karena industrinnya masih amat muda atau dalam tahap awal perkembangan, biaya produksinya (biaya rata rata) jelas lebih tinggi daripada industri di negara maju. Jika dibiarkan bersaing dalam pasar global, industri di negara berkembang akan ambruk karena kalah bersaing. Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara berkembang tidak akan meningkat dibanding di negara maju. Muncul maalah ketidakadilan agar tidak kalah bersaing, industri di negara berkembang butuh perlindungan sempurna. Tetapi hal ini akan menimbulkan inefisiensi.



BAB III
PENUTUP
3.1       Simpulan
            Pasar persaingan sempurna ialah dimana jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar.
a)      Syarat yang harus ada adalah homogeneous product, perfect knowledge, small relatively output, price taker, free entry and exit.
b)      Kelebihan dalam pasar persaingan sempurna adalah harga barang dan jasa paling murah, Jumlah output paling banyak, Masyarakat tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga.
c)      Kelemahan dalam pasar persaingan sempurna adalah   kelemahan dalam hal asumsi, kelemahan dalam pengembangan teknologi, konflik efisiensi-keadilan.
3.2       Saran
3.3     Studi kasus
                        KOTA BATU - Harga kentang di Dusun Jurang Kuali Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji Kota Batu beranjak naik. Dari sebelumnya hanya Rp 6 ribu setiap satu kilogramnya, kini menjadi Rp 7 ribu setiap satu kilogramnya. Petani pun berupaya untuk mempertahankan jumlah produksi kentang.
Menurut Suraji petani kentang Dusun Jurang Kuali, harga kentang mengalami kenaikan sejak dua minggu terakhir. Kenaikan harga kentang dipicu minimnya petani luar Kota Batu yang menanam kentang. Sedangkan permintaan terus meningkat.
Karena itu Suraji pun terus memacu produksi kentang dilahan pertaniannya. Memanfaatkan peluang naiknya harga kentang yang ada di pasaran. ”Ada kenaikan seribu rupiah. Dan petani pun terus menanam kentang untuk memenuhi permintaan,” terang Suraji.
            Dengan cuaca seperti sekarang ini sangat mendukung produksi kentang. Mengingat tanaman kentang membutuhkan matahari yang cukup. Selain itu tidak perlu banyak air yang menggenangi tanaman tersebut. ”Hanya butuh penyiraman tiga hari sekali untuk tanaman kentang,” ungkap Suraji.
Sementara itu Ari Handayani Pejabat Sementara (Pjs) Desa Sumber Brantas mengatakan sekarang ini petani kentang berusaha memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Sebagian besar mereka konsentrasi di tanaman kentang. ”Sekarang ini waktu yang tepat untuk tanaman kentang,” urai Ari.
Terpisah, Lendy Agus Susilo, Kasi Hortikultura dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Pemkot Batu mengatakan, untuk kebutuhan kentang pada umunya di Kota Batu mencapai 8 ribu hingga 10 ribu ton setiap tahunnya. ”Sekarang petani kentang sudah mulai mengurangi pupuk kimia. Mereka ingin mengembangkan pertanian organik,” beber Lendy. (muk/bb)



Daftar Rujukan
Rahardja, Prathama. dan Mandala Manurung. 2006 .Teori Ekonomi Mikro Suatu pengantar.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia



Makalah: Masalah dan Kebijakan Ekonomi Makro


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul ”PERSOALAN DAN KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO “.Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar  Makro Dan tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Bapak Januar Kustiandi, selaku dosen mata kuliah Pengantar Makro
2.      Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun penyusunannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah  berperan serta  dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Malang,   Oktober  2016


  Penyusun










DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.....................................................................................1
B.     Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Masalah Ekonomi Makro......................................................................2
B.     Keterlambatan Waktu menyangkut Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal.....................................................................................................3
C.     Kebijakan Moneter ...............................................................................5
D.    Kebijakan Fiskal...................................................................................7
BAB III STUDI KASUS..........................................................................................9
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................11
B.     Saran..................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN................................................................................................
BIODATA KELOMPOK...........................................................................................

 BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Keadaan perekonomian tidak selalu sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemerintah maupun masyarakat. Tingkat inflasi yang tinggi, pengangguran, neraca pembayaran luar negeri yang terus-menerus defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki bangsa manapun di bumi ini. Dalam menghadapi kenyataan seperti ini usaha untuk menghilangkan atau untuk mencegah timbulnya gejala gejala tersebut diperlukan.
Ekonomi Makro merupakan bagian dari Ilmu Ekonomi yang mengkususkan mempelajari mekanisme bekerjanya  perekonomian sebagai suatu keseluruan.Dengan demikian hubungan yang ingin dipelajari oleh Ekonomi Makro pada hakikatnya ialah hubungan-hubungan antara variabel ekonomi agregatif. Dua diantara kebijakan ekonomi makro yang banyak dibahas dalam buku-buku ekonomi makro ialah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai masalah ekonomi makro, keterlambatan waktu menyangkut kebijakan fiskal dan moneter, Konsep Kebijakan Moneter, Konsep Kebijakan Fiskal.

B.                Tujuan
Berdasarkan Latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan makalah ini adalah.
1.    Memaparkan masalah ekonomi makro.
2.    Memaparkan mengenai keterlambatan waktu menyangkut kebijakan fiskal dan moneter.
3.    Memaparkan konsep Kebijakan Moneter.
4.    Memaparkan konsep Kebijakan Fiskal.





BAB II
PEMBAHASAN
A.                Masalah Ekonomi Makro
Ekonomi Makro merupakan bagian dari Ilmu Ekonomi yang mengkususkan mempelajari mekanisme bekerjanya  perekonomian sebagai suatu keseluruan. Pada dekade 1930an ahli-ahli ekonomi tidak menumpukan analisis mereka kepada berbagai masalah tersebut terutama terhadap masalah pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang sangat banyak.  Ahli-ahli ekonomi yang hidup di antara zaman Adam Smith (1776) dan zaman Keynes (1936), tidak banyak membuat analisis mengenai masalah pengangguran, inflasi, ketidak stabilan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam tahun 1930-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia yang bermula dari kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat. Masalah utama dalam ekonomi makro yang akan selalu dihadapi suatu negara antara lain:
1)      Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyababkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat berubah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lain kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi yang mengalami peningkatan. Peningkatan produksi disebabkan bertambahnya faktor produksi baik dari segi jumlah maupun segi kualitasnya yang terdiri dari :
d        Investasi yang akan menambah jumlah barang modal
d        Teknologi yang digunakan berkembang.
d        Tenaga kerja bertambah sebagai akibat pertambahan penduduk.
d        Pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan (skill).

2)      Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya. Perekonomian selalu mengalami masa naik dan masa turun adakalanya perekonomian itu mengalami perlambatan dari perkembangannya dan ada kalanya merosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Pergerakan naik turunya kegiatan perusahaan dalam jangka panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan.
Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil. Perkembangan yang sangat pesat dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan perekonomian yang serius. Siklus kegiatan ekonomi seperti itu dapat menimbulkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat. Pengagguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang ketidak stabilan ekonomi menimbulkan ketidak pastian dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi.

3)      Masalah Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Sesorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.

4)      Masalah Kenaikan Harga (Inflasi)
Inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentase pertambahan kenaikan) berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara dengan negara lainnya.

B.                Keterlambatan Waktu Menyangkut Kebijakan Fiskal dan Moneter
Salah satu tujuan kebijakan fiskal dan moneter adalah stabilitas perekonomian. Salah satu tujuan Kebijakan stabilitas adalah memperlancar fleksibilitas output dan lapangan kerja serta mempertahankan harga nonstabil mungkin.
Tujuan stabilitas itu tidak mudah dicapai, adanya berbagai jenis keterlambatan waktu atau tertundanya respon kebijakan stabilitas perekonomian, bisa membuat perekonomian sulit dikendalikan. Para ekonom umumnya mengenal tiga waktu keterlambatan yaitu:
v       Keterlambatan pengenalan
v       Keterlambatan implementasi
v       Keterlambatan tanggapan

Keterlambatan pengenalan
Perlu waktu bagi pengambil kebijakan untuk menganli booming dan penurunan perekonomian. Banyak data penting yang berasal dari pos produk dan pendapatan nasional, misalnya tersedia hanya per kuartal. Pada umumnya dibutuhkan beberapa minggu untuk mengumpulkan dan mempersiapkan estimasi awal terhadap angka-angka ini. Jika perekonomian terjerumus dalam kemerosotan pada 1 Januari, resesi  mungkin tidak terdeteksi hingga tersediannya data untuk kuartal pertama pada akhir April.
            Lebih jauh, laporan data produk dan pendapatan nasional awal bersifat data pendahuluan berdasarkan pada kompilasi berbagai sumber data yang tidak lengkap. Estimasi ini bisa, dan sering kali memang, berubah sewaktu data yang lebih baik sudah tersedia. Situasi ini membuat interpretasi estimasi awal menjadi sulit, dan keterlambatan pengenalan pun terjadi.

Keterlambatan Implementasi
Masalah yang ditimbulkan oleh keterlambatan pada kebijakan stabilitas tidak berakhir begitu para ekonom dan pengambil kebijakan mengenali perekonomian berada dalam booming dan penurunan. Meskipun tiap orang menyadari bahwa perekonomian perlu didorong atau diperlambat, dibutuhkan waktu hingga kebijakan yang diinginkan terasa pengaruhnya, khusunya terkait tindakan yang meliputi kebijaka fiskal. Keterlambatan Implementasi pun terjadi.
Keterlambatan implementasi kebijakan moneter umumnya jauh lebih pendek daripada kebijakan fiskal.


Keterlambatan Tanggapan
Keterlambatan Tanggapan waktu yang diperlukan oleh perekonomian untuk menyesuaikan diri pada kondisi baru setelah kebijakan baru diimplementasikan, keterlambatan yang terjadi karena operasi perekonomian itu sendiri.
a)      Keterlambatan tanggapan pada kebijakan Fiskal
Salah satu cara untuk memikirkan keterlambatan tanggapan dalam kebijakan fiskal adalah melalui angka pengganda belanja pemerintah. Angka pengganda ini mengukur perubahan GDP yang disebabkan oleh perubahan tertentu dalam belanja pemerintah atau bajak neto. Angka pengganda membutuhkan waktu untuk mencapai nilai optimal. Hasilnya adalah keterlambatan waktu saat tindakan fiskal diawali dengan waktu yang saat perubahan penuh GDP direalisasikan.
Alasan keterlambatan tanggapan dalam kebijakan fiskal penundaan proses angka pengganda itu sederhana. Selama beberapa bulan pertama setelah peningkatan belanja pemerintah atau pemotongan pajak, tidak tersedia cukup waktu bagi perusahaan atau individu yang mendapatkan manfaat langsung dari belanja pemerintah ekstra atau pemotongan pajak untuk meningkatkan belanja mereka sendiri.
b)      Keterlambatan Tanggapan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bekerja dengan mengubah tingkat bunga, yang kemudian mengubah investasi yang direncanakan. Keterlambatan tanggapan untuk kebijakan fiskal. Ketika belanja pemerintah berubah, ada perubahan langsung dalam  penjualan penjualan perusahaan, yang menjual lebih banyak sebagai akibat peningkatan belanja pemerintahan.

C.                KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Dengan kata lain,Kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter suatu negara kontrol suplai (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan (iii) biaya uang atau suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang. Kebijakan moneter menggunakan berbagai alat untuk mengontrol salah satu atau kedua, untuk mempengaruhi hasil seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar dengan mata uang lainnya dan pengangguran.
. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beedar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

D.                Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan  fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.
a. Anggaran Berimbang (Balanced Budget) terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin. Keadaan seperti ini dapat menstabilkan perekonomian dan anggaran. Pemerintah kita menerapkan anggaran berimbang pada masa orde baru.
b. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara.
Hal ini memang sudah direncanakan untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini sejak tahun 2000. Ada empat cara untuk mengukur defisit anggaran, yaitu:
d      Defisit konvensional, yaitu defisit yang dihitung berdasarkan selisih antara total belanja dan total pendapatan, termasuk hibah.
d      Defisit moneter, yaitu selisih antara total belanja pemerintah (diluar pembayaran pokok/utang)
d      Defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan bukan nilai nominal.
d      Defisit primer, yaitu selisih antara belanja (diluar pembayaran pokok dan bunga utang) dan total pendapatan.
c. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
d. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan sisi penerimaan dari tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yanga terus bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.






























BAB III
STUDI KASUS
Bank Dunia Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,1% Tahun Ini

Rabu,  5 Oktober 2016  −  14:32 WIB
Bank Dunia (World Bank) tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tetap berada pada level 5,1%, meski tetap dibayangi perlambatan ekonomi global/Ilustrasi

JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tetap berada pada level 5,1%. Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,3%.

Ekonom Senior Bank Dunia Hans Anand Beck mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil, namun tetap masih dibayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Sementara itu, program pengampunan pajak (tax amnesty) yang telah berjalan selama tiga bulan belakangan diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

"Pertumbuhan ekonomi regional mesti diwaspadai seperti contoh kelanjutan perkembangan ekonomi dunia, perdagangan global, dari sisi eksternal dan kelanjutan ketidakpastian dari The Fed di Amerika Serikat (AS), harga komoditas," katanya di Kantor Pusat Bank Dunia di Jakarta, Rabu (5/10/2016).

(Dana yang masuk melalui program amnesti pajak tersebut dinilai dapat meningkatkan pendapatan negara dan pada akhirnya membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Tax amnesty diprediksi  sebagai risiko yang bisa menaikkan ekonomi, dan kita monitor untuk selesainya program di peridoe pertama program ini," imbuh dia.

Hans menambahkan, paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini, pemerintah sendiri telah mengeluarkan 13 paket kebijakan ekonomi. "Di paket kebijakan pemerintah, kita punya 13 paket yang komprehensif dan isinya berbeda-beda. Ada yang untuk konsumer, untuk retail serta industri," pungkasnya.





















BAB IV
PENUTUP
A.                Simpulan
Pada Bab II telah dipaparkan secara rinci penjelasan tentang Masalah dan Kebijakan ekonomi Makro. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakann simpulan sebagai berikut.
d        Ekonomi Makro merupakan bagian dari Ilmu Ekonomi yang mengkususkan mempelajari mekanisme bekerjanya  perekonomian sebagai suatu keseluruan.
d        Keterlambatan Waktu Menyangkut Kebijakan Fiskal dan Moneter meliputi: keterlambatan pengenalan, implementasi dan tanggapan.
d        Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian
d        Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : Kebijakan Ekspansif  dan Kebijakan Kontraktif
d        Instrumen Kebijakan Moneter: Operasi Pasar, Fasilitas Diskonto, Rasio Cadangan Wajib, Himbauan Moral
d        Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
d        Empat jenis pembiayaan dalam kebijakan fiskal: Anggaran Seimbang, suprlus, dimanis, dan defisit

B.                Saran
Jika memang penerapan tax amnesty pada kasus diatas mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di harapkan semua pengusaha dan pegawai pajak mampu berkontribusi secara maksimal untuk kesuksesan program tax amnesty ini.



DAFTAR PUSTAKA

Karl. 2007. Case and Fair. Jakarta. Erlangga
Heyne, PT, Boettke, PJ, Prychitko, DL (2002): Jalan Ekonomi Berpikir (10 red). Prentice Hall.
Larch, M. dan J. Nogueira Martins (2009): Kebijakan Fiskal Membuat di Uni Eropa – Sebuah Kajian Praktek dan Tantangan kini. Routledge.