Monday, September 25, 2017

Makalah: Financial Deepening

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan sektor keuangan memiliki peran penting dalam upaya untuk membangun fundamental perekonomian yang kokoh. Sektor keuangan dapat berperan terhadap pertumbungan ekonomi melalui konsep finance-growth. Menurutnya sebagai akibat adanyan friksi pasar yang berupa biaya transaksi dan biaya informasi, timbul adanyan pasar keuangan dan intermidasi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh perkembangan dalam sektor keuangannya. Hal ini karena pembangunan dalam sektor keuangan melibatkan rencana dan implementasi dari kebijakan untuk mengintensifkan tingkat moneterisasi perekonomian melalui peningkatan akses terhadap institusi keuangan, transparansi, dan efisiensi, serta mendorong rate of return yang rasional. Pembangunan sektor keuangan suatu negara sering dihadapkan pada kondisi sektor keuangan yang mengalami pendalaman (financial deepening) dan sektor keuangan yang mengalami pendangkalan (shallow finance).
Awal Juli 1997, Indonesia mengalami suatu goncangan ekonomi yang mengakibatkan laju pertumbuhan ekonomi menurun drastis, yaitu krisis moneter yang melanda ternyata sempat menghancurkan perekonomian Indonesia. Kondisi ini memicu pemerintah untuk mengambil langkah cepat demi menyelamatkan perekonomian negara. Pemerintah dituntut melakukan berbagai reformasi, khususnya di bidang ekonomi yang memungkinkan terjadinya perubahan kerangka hukum dan kelembagaan untuk menjalankan kebijakan moneter dan untuk mengamankan sistem keuangan Indonesia . Adanya reformasi yang dilakukan di sektor keuangan dan perbankan telah menumbuhkan dan berkembangnya inovasi produk-produk keuangan baru.
Text Box: 1Perkembangan Financial deepening yang diukur dari jumlah uang beredar dalam artian luas dengan produk domestik bruto (PDB). Semakin tinggi rasio mempunyai arti bahwa penggunaan uang dalam perekonomian suatu negara semakin dalam. Perkembangan financial deepening di Indonesia meningkat setiap tahunnya, terbukti dari nilai jumlah uang beredar dan PDB meningkat secara signifikan, sehingga dengan meningkatnya akan meningkatkan rasio financial deepening. Hal ini mengindikasikan efisiensi dari kebijakan ekonomi yang ada di Indonesia. Semakin tinggi pendalaman keuangan semakin besar penggunaan uang dalam perekonomian dan semakin besar serta semakin meluas kegiatan lembaga keuangan maupun pasar uang.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Apa saja indikator-indikator pengukur financial deepening?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi financial deepening?

1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui indikator-indikator yang mengukur financial deepening
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi financial deepening















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Indikator-Indikator yang Mengukur Financial Deepening
Mukhlis (108:2015) menjelaskan bahwa “Pendalaman keuangan (financial deepening) adalah ukuran rasio antara jumlah kekayaan yang dinyatakan dengan uang (financial asset) dengan pendapatan nasional”. Semakin tinggi rasio yang diperoleh menunjukkan semakin dalamnya sektor keuangan negara. Semakin besar pendalam keuangan akan semakin besar pula kemmapuan sektor keuangan dalam menyediakan likuiditas keuangan yang dibutuhkan masyarakat.

Ruslan (184:2011) menjelaskan sebagai berikut.
Guna meningkatkan peran sektor keuangan agar mencapai kondisi financial deepening, dibutuhkan berbagai upaya strategis. Upaya tersebut meliputi suatu rencana dan implementasi dari kebijakan untuk mengintensifkan tingkat moneterisasi perekonomian melalui peningkatan dalam akses terhadap institusi finansial, transparansi dan efisiensi, serta mendorong peningkatan rate of return yang rasional.

Tujuan pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam proses pembangunannya dihadapkan pada permasalahan dalam keterbatasan modal untuk membiayai investasi pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan guna meningkatkan peran sektor keuangan dalam pembiayaan pembangunan secara mandiri dan tidak tergantung dari bantuan luar negeri. Pendalaman sektor keuangan (financial deepening) merupakan sebuah termin yang digunakan untuk menunjukkan terjadinya peningkatan peranan, kegiatan dan jasa-jasa keuangan terhadap ekonomi.

Goyal dkk dalam Mukhlis (108:2011) menjelaskan sebagai berikut.
Text Box: 3Pendalaman pada sektor keuangan mengandung arti adanya kenaikan volume transaksi keuangan dalam perekonomian. Hal ini dapat mendorong kenaikan kapasitas dari intermediasi aliran modal tanpa pergerakan yang besar dalam harga aset dan nilai tukar mata uang. Selain itu, pasar keuangan yang semakin dalam dapat memberikan sumber-sumber alternatif pembiayaan dalam kondisi lingkungan intrenasional yang mengalami krisis dan membatasi terjadinya adverse spillovers.

Pendalaman keuangan memiliki arti antara lain:
1.      Sektor kegiatan ekonomi dan pelaku ekonomi mampu untuk memanfaatkan pasar uang untuk kegiatan menabung dan meminjam (keputusan investasi), termasuk di dalamnya terdapat jatuh tempo jangka panjang (long maturity)
2.    Intermediasi keuangan dan pasar mampu untuk menambah volume yang lebih besar seiring dengan adanya pergerakan harga aset;
3.    Sektor keuangan dapat menciptakan pilihan yang luas terhadap berbagai aset untuk tujuan berbagai resiko {risk sharing (hedging of diversification)}.

            Terdapat beberapa pandangan mengenai indikator-indikator pengukuran untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan di suatu negara, di antaranya terdapat lima indikator untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan suatu negara, yaitu sebagai berikut:
a.    Ukuran Kuantitatif (Quantity Measures)
Indikator kuatitatif bersifat moneter dan kredit, seperti rasio uang dalam arti sempit terhadap PDB, rsio uang dalam arti luas terhadap PDB, dan rasio kredit sektor swasta terhadap PDB. Indikator kuantitatif ini untuk mengukur pembangunan dan kedalaman sektor keuangan.
b.    Ukuran Struktural (Structural Measures)
Indikator struktural menganalisis struktur sistem keuangan dan menentukan pentingnya elemen-elemen yang berbeda-beda pada sistem keuangan. Rasio-rasio yang digunakan sebagai indikator adalah rasio uang dalam arti luas terhadap PDB dan rasio pengeluaran pasar sekuritas terhadap uang dalam arti luas.
c.    Harga Sektor Keuangan (Financial Prices)
Indikator ini dilihat dari tingkat bunga kredit dan pinjaman sektor riil.
d.   Skala Produk (Product Range)
Indikator ini diliat dari berbagai jenis instrumen keuangan yang terdapat di pasar keuangan, seperti produk keuangan dan bisnis (commercial paper, corporate bond, listed equity), produk investasi, produk pengelolaan resiko, dan nilai tukar luar negeri
e.    Biaya Transaksi (Transaction Cost)
Indikator ini diliat dari spead suku bunga. Berkaitan dengan indikator kuantitatif untuk melihat perkembangan sektor keuangan dalam pembangunan dengan menggunakan rasio antara aset keuangan dalam negeri terhadap PDB. Perkembangan yang semakin besar dalam rasio menunjukkan semakin dalam sektor keuangan negera. Sebaliknya, semakin kecil rasio tersebut menunjukkan semakin dangkal sektor keuangan negara.
Indikator yang digunakan untuk mengukur besaran pendalaman keuangan negara dapat menggunakan besaran-besaran keuangan yang ada di sektor moneter dan keuangan. Besarnya indikator pendalaman keuangan tersebut memberikan gamabaran semakin besarnya likuiditas keuangan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonominya setiap saat.

2.2  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Deepening
            Mukhlis (110:2015) menjelaskan bahwa “Faktor yang mempengaruhi pendalaman keuangan yaitu nilai tukar mata uang, pendapatan nasional, dan tingkat bunga”. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendalaman keuangan (financial deepening) sebagai berikut.
1.      Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar mata uang mencerminkan harga mata uang dibandingkan dengan mata uang lainnya. Besarnya nilai tukar mata uang tersebut akan tercermin dari nilai kurs uang lainnya. Naik turunnya nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh banyak faktor sesuai dengan sistem yang dianutnya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor ekonomi dan faktor bukan ekonomi. Besarnya nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, antara lain inflasi, jumlah uang beredar, tingkat bunga, dan pendapatan masyarakat.
Nilai kurs mata uang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian. Apabila mata uang suatu negara mengalami apresiasi terhadap mata uang asing, maka hal tersebut mengindikasikan adanya permintaan yang besar terhadap mata uang domestik dibandingankan dengan mata uang asing. Apabila terjadi depresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing, maka kondisi tersebut dapat mengakibatkan peningkatan masyarakat terhadap mata uang asing dengan tujuan untuk menyimpan kekayaannya.
2.      Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan indikator utama dalam pengukuran kinerja perekonomian negara. Istilah pendapatan nasiona dapat dilihat dalam prespektif ekonomi mikro dan makro. Dalam prespektif ekonomi mikro, pendapatan nasional merupakan besarnya insentif yang diterima oleh masyrakat atas jasa yang telah dikeluarkannya untuk menghasilkan sebuah keluaran.  Semakin tinggi pendapatan yang diterima masyrakat dalam bekerjanya menunjukkan semkain besarnya insentif yang diterima masyarakat atas pemakaian input tenaga kerjanya dalam kegiatan menghasilkan keluaran.
Pada perspektif makro, pendapatan dapat diartikan sebagai keseluruhan barang dan jasa (keluaran) yang dihasilkan oleh perekonomian negara dalam periode waktu tertentu. Dalam konteks ini, biasanya pendapatan diukur dari indikator produk domestik bruto (PDB). Pendapatan yang tinggi menunjukkan bahwa keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi mengalami kenaikan.
3.    Tingkat Bunga
Tingkat bunga merepretasikan harga diri suatu uang. Menurut McKinnon dan Shaw (1973) dalam Mukhlis menyatakan bahwa Besar kecilnya tingkat bunga sangat terkait dengan adanyan kebijakan represi keuangan (financial repression) yang terjadi dalam perekonomian negara. Represi keuangan dapat ditandai oleh adanya pembatasan dalam tingkat bunga (suku bunga riil rendah) dalam perekonomian.  Kondisi ini menyebabkan  rendahnya minat masyarkat untuk menyimpan dananya di bank.
Demi mengatasi masalah kondisi tersebut, McKinno dan Shaw merekomendasikan kebijakan liberalisasi keuangan. Bentuk dari kebijakan liberalisasi keuangan ini melalui kebijakan penentuan tingkat bunga yang diserahkan kepada mekanisme pasar. Tingkat  bunga yang semakin meningkat mengandung arti adaya peningkatan insentif yang diterima oleh masyarakat dari uang yang disimpan di bank.


Grafik pandangan McKinnon dan Shaw mengenai liberalisasi keuangan.
 

















BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pendalaman keuangan (financial deepening) adalah ukuran moneter yang menjelaskan besarnya tingkat monetisasi masyarakat dalam sektor keuangan. Tingkat monetisasi ini dapat diukur dari berbagai rasio jumlah uang beredar terhadap PDB negara.  Semakin besar rasio yang diperoleh menunjukkan semakin dalamnya sektor keuangan negara. Semakin besar pendalam keuangan akan semakin besar pula kemmapuan sektor keuangan dalam menyediakan likuiditas keuangan yang dibutuhkan masyarakat.
Terdapat beberapa pandangan mengenai indikator-indikator pengukuran untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan di suatu negara, di antaranya pendapatan yang dikemukakkan oleh Lynch (1996) yang menyatakan terdapat lima indikator untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan suatu negara, antara lain ukuran kuantitatif, ukuran struktural, harga sektor keuangan, skala produk, dan biaya transaksi. Selain itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi pendalaman keuangan (financial deepening) antara lain nilai mata uang, pendapatan nasional, dan tingkat bunga.

3.2 Saran
            Financial deepening merupakan salah satu faktor penting bagi penunjang perekonomian suatu negara. Indonesia sebagai negara berkembang, apabila ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi harus melakukan pendalaman keuangan atau financial deepening. Pembuat kebijakan seperti otoritas moneter dan otoritas jasa keuangan harus memantau setiap indikator yang digunakan untuk mengukur kedalaman keuangan. Khususnya indikator nilai kredit yang diberikan perbankan kepada masyarakat, apabila kredit konsumsi yang diberikan berlebihan akan mengganggu kesehatan perbankkan seperti credit event yang selanjutnya akan membahayakan makro ekonomi negara.

Text Box: 8
 


DAFTAR RUJUKAN

Mukhlis, Imam. 2015. Ekonomi Keuangan dan Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

Ruslan, Dede. 2011. Analisis Financial Deepening di Indonesia. (Online), 5 (1):(183-204), (http://download.portalgaruda.org/article.php), diakses pada 16 Maret 2017


No comments:

Post a Comment