Sunday, September 24, 2017

Makalah: Dinamika Kependudukan Kota

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang. Hal yang paling mendasar dari suatu negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu wilayah di negara tertentu.
Di Indonesia pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka beranggapan bahwa di perkotaan peluang sumber mata pencarian lebih besar jika dibandingkan di pedesaan. Selain itu mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada kehidupan di desa, misalnya mutu pendidikan sekolah dan perguruan tinggi  lebih baik dan berualitas. Akan tetapi, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan. Selain peningkatan jumlah penduduk tingkat pengangguran di kota juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya laju urbanisasi di kota-kota besar dan kurangnya lapangan pekerjaan. Penyebab ini mengakibatkan kekecewaan masyarakat desa yang sebelumnya telah menggantungkan harapannya di kota.
Daldjoeni (1998) mengemukakan bahwa urbanisasi merupakan permukiman kota yang cenderung terus naik dalam luasnya maupun jumlahnya, bersama ini sudah semestinya bahwa proporsi penduduk dunia kita yang tinggal di kota kecil maupun kota besar meningkat. Pertambahan proporsi tersebut juga sebagai urbanisasi.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas dapat diketahui bahwa masalah peningkatan urbanisasi masyarakat pedesaan masih tinggi dan hanya akan menambah jumlah kepadatan penduduk perkotaan. Oleh karena itu untuk mengurangi tingkat pengangguran di kota sebaiknya masyarakat pedesaan yang berharap mendapatkan kehidupan baru yang lebih layak di kota lebih berfikir ulang untuk melakukannya. Hal tersebut terjadi karena bukan saja mereka (masyarakat pedesaan) yang akan merasa kecewa tetapi masyarakat perkotaan juga merasa terbebani karena kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik juga mengalami kendala atau terhambat. Selain itu juga tingkat pengangguran semakin meningkat.
2
                                                                                                                             
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan rumusan masalah dalam makalah.
1.      Bagaimana konsep dari dinamika kependudukan?
2.      Apa saja masalah kependudukan yang terjadi di kota?
3.      Bagaimana upaya untuk mengatasi permaasalahan kependudukan di kota?

1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan tujuan penulisan makalah.
1.      Memaparkan konsep dinamika penduduk.
2.      Memaparkan masalah kependudukan yang terjadi di kota.
3.      Memaparkan upaya untuk mengatasi permasalahan kependudukanyang terjadi di kota.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu. Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Menurut Aryanto (1976: 42) menyatakan bahwa dinamika kependudukan menunjukkan adanya faktor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan karena adanya pertumbuhan, yaitu pertumbuhan penduduk.
Jumlah penduduk tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu factor yang penting dalam masalah social ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi social ekonomi suatu daerah.
2.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; (1) kelahiran, (2) kematian (3) migrasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk akan dipaparkan sebagai berikut.
(1)   Kelahiran (Fertilitas/Natalitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas) dan yang menghambat (antinatalitas).
Faktor-faktor Pronatalitas antara lain sebagai berikut:
1)         menikah dalam usia muda atau di bawah umur.  
2)         rendahnya tingkat kesehatan.
3)         suatu anggapan: ”banyak anak banyak rezeki”.
4)         jaminan untuk hari tua ada yang merawat.
Faktor-faktor antinatalitas antara lain sebagai berikut.
1)      adanya ketentuan batas umur menikah.
4
2)      adanya program pemerintah yang membatasi kelahiran.
3)      adanya anggapan sebagian orang tua ‘orang tua modern’ bahwa anak mau tidak mau menjadi beban orang tua, lebih-lebih banyak anak.
(2) Kematian (Mortalitas)
Kematian atau mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Secara demografis mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran mengenai jumlah penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam tiap seribu penduduk. Secara otomatis, kematian akan menyebabkan jumlah penduduk berkurang. Tingkat kematian dalam setiap wilayah berbeda-beda, sesuai dengan karakter wilayah masing-masing. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kematian, yaitu:        
Faktor yang mendukung kematian (promortalitas)
1)         rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
2)         fasilitas kesehatan masih kurang memadai.
3)         faktor kecelakaaan.
4)         bencana alam.
Bencana alam memberikan pengaruh yang besar dalam menambah angka kematian.
5)       peperangan.
Terjadinya peperangan dapat juga meningkatkan angka kematiandi suatu wilayah.
·                 Faktor yang menghambat kematian (antimortalitas)
Ada beberapa hal yang dapat menghambat lajunya angka kematian, di antaranya sebagai berikut.
1)         Fasilitas kesehatan lengkap.
2)         Lingkungan yang bersih dan teratur serta sanitasi yang baik.
(3)   Migrasi
.
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi.
Ada 2 pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors).
Faktor pendorong (di tempat asal):
1)         sumber daya alam yang semakin berkurang
2)         adanya takanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain,
3)         tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal,
4)         alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi,
5)        bencana alam atau adanya wabah penyakit.
6)         alasan ekonomi. Menurut Aryanto (1976: 48) mengemukakan bahwa perpindahan dari desa ke kota dan satu daerah ke daerah lain juga karena alas an ekonomis.
Faktor-faktor penarik (dari tempat tujuan)
1)       adanya rasa superior di tempat yg baru atau kesempatan memasuki lapangan pekerjaan,
2)      kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi),
3)      kesempatan mendapatkan pendidikan,
4)      keadaan lingkungan dan keadaan hidup yg menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas lainnya),
5)       tarikan dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung,
6)       adanya aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil.
2.2 Masalah Kependudukan yang Terjadi di kota
            dudukan yang beraneka ragam.
6
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan luas wilayah yang sangat besar tentu menghadapai masalah perkotaan yang tidak sedikit. Hingga kini, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang dll masih menjadi daya tarik bagi para pendatang yang datang dari desa untuk mengadu nasib. Tidak semua pendatang ini memiliki kemampuan yang mumpuni dan bekal yang cukup untuk bertahan pada masa-masa awal di perantauan.
            (1) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk yang terlalu berlebihan jelas menjadi suatu masalah. Hal ini dapat mengakibatkan banyak masalah seperti terjadinya kawasan kumuh, hilangnya lahan pertanian karena dibuat perumahan untuk tempat tinggal bagi para penduduk. Terdapat kecenderungan bahwa pendatang umumnya menempati bagian periferi suatu kota yang secara administratif berbatasan langsung dengan kota lain. Fenomena ini umunya terjadi karena pemukiman lama sudah dipenuhi oleh penduduk asli maupun lama sebelum arus urbanisasi meningkat.
Menurut Ariyanto (1976: 55) mengemukakan bahwa “Pulau Kalimantan yang merupakan pulau terbesar di Indonesia hanya memiliki jumlah penduduk 5,1 juta. Sedangkan pulau Jawa dan Madura yang luas tanahnya 134.703 km2 mempunyai jumlah penduduk lebih dari 76 juta. Pulau yang paling tinggi kepadatan penduduknya di Indonesia adalah pulau Jawa”. Sejak nenek moyang pulau ini sudah dihuni oleh sebagian besar penduduk Nusantara dan selalu menjadi daya tarik sebagai tuuan untuk merantau karena tanahnya yang subur dan infrastruktur serta pelayanan yang lengkap.
(2)   Kurangnya pelayanan d.
(3)  
8
Penganguran
Pengangguran tidak hanya disebabkan  kekurangan lapangan pekerjaan, namun juga disebabkan karena rendahnya kemampuan yang mumpuni dan kekuatan dari relasi maupun jejaring  yang dibangun secara professional.”Semakin meningkatnya tuna karya dari orang desa yang tidak segera mendapat pekerjaan di kota, ataupun di kota tidak berhasil dalam persaingan memperebutkan kesempatan kerja yang sangat terbatas” (Ahmadi, 1991: 251).
2.3 Cara Mengatasi Permasalahan Kependudukan di Kota
(1)   Cara mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat
Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.
Terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok yaitu:
1.                  menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
2.                  meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
(2)   Cara mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata
Dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:
1.                  Pemerataan pembangunan.
2.                  Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
3.                  Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
1.                  meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
2.                  peningkatan taraf hidup transmigran.
3.                  pengolahan sumber daya alam.
4.                  pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
5.                  menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
6.                 
9
meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
7.                  meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
(3)   Upaya mengatasi masalah pelayanan di perkotaan (kesehatan)
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
1. melaksanakan program perbaikan gizi.
2. perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
3. penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
4. pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
5. pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
6. pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
7. penyediaan air bersih.
8. pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
(4)   Cara mengatasi Pengangguran
1. meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
2. meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumberdaya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
3. memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan programKB dan peningkatan pendidikan.
4. memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
5. memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
(5)   Cara mengatasi masalah pelayanan perkotaan( pendidikan)
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
1.        
10
2.         Pemberian beasiswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
3.         Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
4.         Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
5.         Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.
6.       Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.




















BAB III
PENUTUP
3.1              Simpulan
Pada bab II dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) konsep dari dinamika penduduk (2) masalah kependudukan yang terjadi di kota (3) upaya untuk mengatasi permaasalahan kependudukan di kota.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut.
(1)               Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu sehingga lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut.
(2)               Permasalahan kependudukan yang terjadi di kota masih beragam diantaranya kepadatan penduduk, kurangnya pelayanan di perkotaan, kemacetan lalu lintas, pemukiman kumuh, kurangnya tanggung jawab sosial dan pengangguran.
(3)               Upaya untuk mengatsi permasalahan kependudukan di kota antara lain: mensosialisasikan program keluarga berencana, menggalakkan program transmigrasi, mempermudah layanan akses transmigrasi, peningkatan pelayanan di perkotaan.
3.2              Saran
Berdasarkan pada simpulan yang telah dikemukakan di ats, ada beberapa saran yang ditujukan. Hingga kini, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang dll masih menjadi daya tarik bagi para pendatang yang datang dari desa untuk mengadu nasib. Tidak semua pendatang ini memiliki kemampuan yang mumpuni dan bekal yang cukup untuk bertahan pada masa-masa awal di perantauan. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah menerapkan kebijakan yang membuat para pendatan untuk berpikir ulang untuk mengadu nasib. Selain itu dari masyarakat jika ingin mengadu nasih di kota seharusnya memiliki kemampuan yang cukup supaya dapat bersaing dengan penduduk di kota.



DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aryanto, Ismail. 1976. Pendidikan Kebudayaan. Jakarta: PT Bina Aksara.




No comments:

Post a Comment