BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Laju pertumbuhan
penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara yang
sedang berkembang. Hal yang paling mendasar dari suatu negara berkembang adalah
jumlah penduduk yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu
faktor yang penting dalam masalah ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk
akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu wilayah di negara
tertentu.
Di Indonesia pertumbuhan penduduk
semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari
kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka beranggapan bahwa di perkotaan
peluang sumber mata pencarian lebih besar jika dibandingkan di pedesaan. Selain
itu mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada
kehidupan di desa, misalnya mutu pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berualitas. Akan tetapi, pada
kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan. Selain
peningkatan jumlah penduduk tingkat pengangguran di kota juga semakin tinggi.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya laju urbanisasi di kota-kota besar dan
kurangnya lapangan pekerjaan. Penyebab ini mengakibatkan kekecewaan masyarakat
desa yang sebelumnya telah menggantungkan harapannya di kota.
Daldjoeni (1998) mengemukakan bahwa
urbanisasi merupakan permukiman kota yang cenderung terus naik dalam luasnya
maupun jumlahnya, bersama ini sudah semestinya bahwa proporsi penduduk dunia
kita yang tinggal di kota kecil maupun kota besar meningkat. Pertambahan
proporsi tersebut juga sebagai urbanisasi.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas
dapat diketahui bahwa masalah peningkatan urbanisasi masyarakat pedesaan masih
tinggi dan hanya akan menambah jumlah kepadatan penduduk perkotaan. Oleh karena
itu untuk mengurangi tingkat pengangguran di kota sebaiknya masyarakat pedesaan
yang berharap mendapatkan kehidupan baru yang lebih layak di kota lebih
berfikir ulang untuk melakukannya. Hal tersebut terjadi karena bukan saja
mereka (masyarakat pedesaan) yang akan merasa kecewa tetapi masyarakat
perkotaan juga merasa terbebani karena kesempatan mereka untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik juga mengalami kendala atau terhambat. Selain itu
juga tingkat pengangguran semakin meningkat.
2
|
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, berikut ini dipaparkan rumusan masalah dalam makalah.
1.
Bagaimana
konsep dari dinamika kependudukan?
2.
Apa
saja masalah kependudukan yang terjadi di kota?
3.
Bagaimana
upaya untuk mengatasi permaasalahan kependudukan di kota?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan tujuan penulisan
makalah.
1.
Memaparkan
konsep dinamika penduduk.
2.
Memaparkan
masalah kependudukan yang terjadi di kota.
3.
Memaparkan
upaya untuk mengatasi permasalahan kependudukanyang terjadi di kota.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu. Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada
perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Menurut Aryanto (1976: 42) menyatakan bahwa dinamika kependudukan
menunjukkan adanya faktor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan
karena adanya pertumbuhan, yaitu pertumbuhan penduduk.
Jumlah penduduk tersebut dapat diketahui melalui
sensus, registrasi dan survey penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan salah
satu factor yang penting dalam masalah social ekonomi dan masalah penduduk.
Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi social ekonomi suatu daerah.
2.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika
Penduduk
Dinamika
penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; (1) kelahiran,
(2)
kematian (3) migrasi. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi dinamika penduduk akan dipaparkan sebagai berikut.
(1)
Kelahiran (Fertilitas/Natalitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang wanita untuk
melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran
menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mendukung
kelahiran (pronatalitas) dan yang
menghambat (antinatalitas).
Faktor-faktor Pronatalitas antara
lain sebagai berikut:
1) menikah
dalam usia muda atau di bawah umur.
2) rendahnya
tingkat kesehatan.
3) suatu
anggapan: ”banyak anak banyak rezeki”.
4) jaminan
untuk hari tua ada yang merawat.
Faktor-faktor antinatalitas antara lain sebagai berikut.
1) adanya ketentuan
batas umur menikah.
4
|
3) adanya anggapan
sebagian orang tua ‘orang tua modern’ bahwa anak mau tidak mau menjadi beban
orang tua, lebih-lebih banyak anak.
(2) Kematian (Mortalitas)
Kematian atau mortalitas
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Secara
demografis mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran mengenai jumlah
penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam tiap seribu penduduk.
Secara otomatis, kematian akan menyebabkan jumlah penduduk berkurang. Tingkat
kematian dalam setiap wilayah berbeda-beda, sesuai dengan karakter wilayah
masing-masing. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kematian,
yaitu:
Faktor yang mendukung kematian (promortalitas)
1) rendahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
2) fasilitas
kesehatan masih kurang memadai.
3) faktor
kecelakaaan.
4) bencana
alam.
Bencana alam memberikan pengaruh yang besar dalam menambah angka
kematian.
5) peperangan.
Terjadinya peperangan dapat juga meningkatkan angka kematiandi suatu
wilayah.
· Faktor
yang menghambat kematian (antimortalitas)
Ada beberapa hal yang dapat menghambat lajunya angka kematian, di
antaranya sebagai berikut.
1) Fasilitas
kesehatan lengkap.
2) Lingkungan
yang bersih dan teratur serta sanitasi yang baik.
(3)
Migrasi
5
|
Ada 2 pengelompokan faktor-faktor
yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push
factors) dan faktor penarik (pull factors).
Faktor pendorong (di tempat asal):
1) sumber
daya alam yang semakin berkurang
2) adanya
takanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain,
3) tidak
cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal,
4) alasan
pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir
pribadi,
5) bencana
alam atau adanya wabah penyakit.
6) alasan
ekonomi. Menurut Aryanto (1976: 48) mengemukakan bahwa perpindahan dari desa ke
kota dan satu daerah ke daerah lain juga karena alas an ekonomis.
Faktor-faktor penarik (dari tempat tujuan)
1) adanya
rasa superior di tempat yg baru atau kesempatan memasuki lapangan pekerjaan,
2) kesempatan
mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi),
3) kesempatan
mendapatkan pendidikan,
4) keadaan
lingkungan dan keadaan hidup yg menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah dan
fasilitas lainnya),
5) tarikan
dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung,
6) adanya
aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota
kecil.
2.2 Masalah Kependudukan yang Terjadi di
kota
6
|
(1) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk yang terlalu berlebihan jelas menjadi suatu masalah.
Hal ini dapat mengakibatkan banyak masalah seperti terjadinya kawasan kumuh,
hilangnya lahan pertanian karena dibuat perumahan untuk tempat tinggal bagi
para penduduk. Terdapat kecenderungan bahwa pendatang umumnya menempati bagian
periferi suatu kota yang secara administratif berbatasan langsung dengan kota
lain. Fenomena ini umunya terjadi karena pemukiman lama sudah dipenuhi oleh
penduduk asli maupun lama sebelum arus urbanisasi meningkat.
Menurut
Ariyanto (1976: 55) mengemukakan bahwa “Pulau Kalimantan yang merupakan pulau
terbesar di Indonesia hanya memiliki jumlah penduduk 5,1 juta. Sedangkan pulau
Jawa dan Madura yang luas tanahnya 134.703 km2 mempunyai jumlah
penduduk lebih dari 76 juta. Pulau yang paling tinggi kepadatan penduduknya di
Indonesia adalah pulau Jawa”. Sejak nenek moyang pulau ini sudah dihuni oleh
sebagian besar penduduk Nusantara dan selalu menjadi daya tarik sebagai tuuan
untuk merantau karena tanahnya yang subur dan infrastruktur serta pelayanan
yang lengkap.
(2) Kurangnya pelayanan d.
(3)
8
|
Pengangguran tidak hanya
disebabkan kekurangan lapangan
pekerjaan, namun juga disebabkan karena rendahnya kemampuan yang mumpuni dan
kekuatan dari relasi maupun jejaring
yang dibangun secara professional.”Semakin meningkatnya tuna karya dari
orang desa yang tidak segera mendapat pekerjaan di kota, ataupun di kota tidak
berhasil dalam persaingan memperebutkan kesempatan kerja yang sangat terbatas”
(Ahmadi, 1991: 251).
2.3 Cara Mengatasi
Permasalahan Kependudukan di Kota
(1) Cara mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat
Keluarga
berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga,
demi kesejahteraan keluarga. Program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai
dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.
Terbentuknya keluarga
kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi
sehingga terbentuklah keluarga sejahtera Program Keluarga Berencana mempunyai
dua tujuan pokok yaitu:
1.
menurunkan angka kelahiran agar
pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
2.
meningkatkan kesehatan ibu dan anak
untuk mencapai keluarga sejahtera.
(2) Cara mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata
Dampak yang dirasakan cukup besar
maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap
daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:
1.
Pemerataan pembangunan.
2.
Penciptaan lapangan kerja di
daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
3.
Pemberian penyuluhan terhadap
masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan
program transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
1.
meratakan persebaran penduduk di
Indonesia.
2.
peningkatan taraf hidup transmigran.
3.
pengolahan sumber daya alam.
4.
pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
5.
menyediakan lapangan kerja bagi
transmigran.
6.
9
|
7.
meningkatkan pertahanan dan
kemananan wilayah Indonesia.
(3) Upaya mengatasi masalah pelayanan di perkotaan (kesehatan)
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk
Indonesia yaitu:
1. melaksanakan program perbaikan
gizi.
2. perbaikan lingkungan hidup dengan
cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana
kesehatan.
3. penambahan jumlah tenaga medis
seperti dokter, bidan, dan perawat.
4. pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
5. pembangunan Puskesmas dan rumah
sakit.
6. pemberian penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat.
7. penyediaan air bersih.
8. pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu),
(4)
Cara mengatasi Pengangguran
1. meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya
alam yang ada.
2. meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu
mengolah sendiri sumberdaya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
3. memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan
penggalakan programKB dan peningkatan pendidikan.
4. memperbanyak hasil produksi baik produksi
pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa
(pelayanan)
5. memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran
tiap tahun selalu berkurang.
(5) Cara mengatasi masalah pelayanan perkotaan( pendidikan)
Berbagai upaya telah ditempuh oleh
pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.Usaha-usaha pemerintah untuk
meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
1.
10
|
2.
Pemberian beasiswa kepada pelajar
dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
3.
Membangun perpustakaan dan
laboratorium di sekolah-sekolah.
4.
Menambah sarana pendidikan seperti
alat ketrampilan dan olah raga.
5.
Menggalakkan partisipasi pihak
swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.
6. Penyediaan
fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Pada
bab II dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) konsep dari dinamika
penduduk (2) masalah kependudukan yang terjadi di kota (3) upaya untuk
mengatasi permaasalahan kependudukan di kota.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan
simpulan sebagai berikut.
(1)
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu sehingga lebih cenderung pada perkembangan
jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut.
(2)
Permasalahan
kependudukan yang terjadi di kota masih beragam diantaranya kepadatan penduduk,
kurangnya pelayanan di perkotaan, kemacetan lalu lintas, pemukiman kumuh,
kurangnya tanggung jawab sosial dan pengangguran.
(3)
Upaya
untuk mengatsi permasalahan kependudukan di kota antara lain: mensosialisasikan
program keluarga berencana, menggalakkan program transmigrasi, mempermudah
layanan akses transmigrasi, peningkatan pelayanan di perkotaan.
3.2
Saran
Berdasarkan pada simpulan yang telah dikemukakan di
ats, ada beberapa saran yang ditujukan. Hingga kini, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,
Surabaya, Medan, Palembang dll masih menjadi daya tarik bagi para pendatang
yang datang dari desa untuk mengadu nasib. Tidak semua pendatang ini memiliki
kemampuan yang mumpuni dan bekal yang cukup untuk bertahan pada masa-masa awal
di perantauan. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah menerapkan
kebijakan yang membuat para pendatan untuk berpikir ulang untuk mengadu nasib.
Selain itu dari masyarakat jika ingin mengadu nasih di kota seharusnya memiliki
kemampuan yang cukup supaya dapat bersaing dengan penduduk di kota.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi,
Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aryanto,
Ismail. 1976. Pendidikan Kebudayaan. Jakarta: PT Bina Aksara.
No comments:
Post a Comment